Heboh, Ospek Kampus Medan Beradegan Kekerasan Seks

Posted by Ibnu(dunia-klue) On Selasa, 20 April 2010 0 komentar


MEDAN-Meski Ospek (Orientasi Pengenalan Kampus) usai dijalani, sejumlah mahasiswa baru Akademi Keperawatan dr. Rusdy tetap seperti di-Ospek, bahkan diperlakukan tak manusiawi. Meski dibantah, kisah penyiksaan modus seks yang dilakukan sejumlah mahasiswa senior pada juniornya itu diungkap kemarin. Peristiwa terjadi di kampus akademi sekaligus asrama mahasiswa, Jl. Sutan Oloan, Pondok Surya, Medan.

Kisah dibantah manajemen Akademi Keperawatan dr. Rusdy ini nyaris tak terungkap. Itu karena seorang saksi mata kekejaman sejumlah senior Panitia Ospek itu, diancam. Begitu juga petugas Satpam. Dari 5 mahasiswa baru jadi korban, POSMETRO MEDAN menemukan korban yang paling shock. Dialah H (18), perantau dari Aceh.

Beda dengan 4 temannya yang hanya dihukum dengan bentakan senior atau disuruh ke sana sini, seks lelaki bertubuh atletis ini malah dieksploitasi di depan banyak orang. Menurut H, kekejaman seks dialaminya di asrama lelaki kampus Akademi Keperawatan dr. Rusdy, Minggu dinihari 16 November 2009, dari pukul 1 hingga pukul 3.

Mengapa hanya H seorang yang disiksa secara seks? Itu karena calon perawat itu menolak saat dipaksa membeli rokok ke luar asrama oleh beberapa seniornya, yang pada Ospek resmi berakhir seminggu lalu, tercatat sebagai Panitia Ospek. Ditemui POSMETRO MEDAN kemarin di asrama, H bercerita dengan nada takut. “Saya takut cerita Bang, yang penting saya korban Ospek,” kata H, yang bukan perokok, apalagi pemabuk.

Kekejaman seks seperti apa dialami H? “Saya dipaksa onani oleh kakak kelas itu. Saya dikerjai malam itu. Sudah dipaksa onani sampai selesai, saya dipaksa mabuk dan merokok. Dan usai siap itu, saya diancam kalau buka mulut,” jawab H, kini trauma dan malu pada teman sekampus.

H mengaku, rasa traumatiknya atas kekejian sejumlah seniornya, pernah dicurhatkannya pada seorang petugas kebersihan di asrama. Petugas itu, yang kemudian didatangi POSMETRO MEDAN, mengamini penyiksaan oknum Panitia Ospek pada H. “Betul Bang yang dibilangnya itu, kasihan dia sampai sekarang pun dia diancam kalau buka mulut,” kata petugas kebersihan itu.

Menurut H, asrama huniannya terlalu dipenuhi gaya hidup premanisme, terutama asal malam. Karena itu, di sana acap ditemukan pesta Miras, pemerasan, bahkan perkelahian antar mahasiswa. Bahkan beberapa petugas Satpam pun diancam dikeroyok sejumlah mahasiswa senior, andai sok jadi pahlawan.

Sebelum kisah Ospek resmi berlanjut Ospek edan ini terendus POSMETRO MEDAN, dan H pun mengaku salah satu korban, junior malang itu juga mengaku terus diancam -andai buka mulut. H menyebut nama pengancamnya. Seniornya itu bertubuh besar, duduk di semester 3. Mahasiswa lama itu adalah satu dari sejumlah senior yang terlibat penyiksaan H.

Lalu siapa saksi mata tunggal kisah keji terlapor ini? Dialah N, lelaki tua 56 tahun, yang sehari-hari bertugas di dapur asrama. Adegan H dipaksa onani hingga klimaks dan jadi tontonan sejumlah seniornya, sebenarnya tak sengaja terlihat N. Ceritanya, Minggu malam itu N lagi berjalan di sekitar asrama.

Begitu melihat seorang junior disiksa seniornya, N mengaku langsung memarahi sekelompok mahasiswa lama itu. Tapi apa yang didapat N setelah itu? Ia dikejar-kejar sampai dapur asrama, lalu dipukuli rame-rame. N lalu diancam. Jangan coba-coba membeberkan temuannya itu pada orang lain.

Sama seperti pengakuan H, N menyebut nama sejumlah senior yang menggelar kekerasan seks di sela pesta mabok itu. Selain berinisial Y, N menyebut T dan I. Tiga senior itu gabung dengan sekelompok teman seniornya. “Saya melihat perlakuan senior itu terhadap ... (menyebut nama lengkap H) yang lugu itu. Dia dipaksa onani di depan banyak orang dan ditertawai,” aku N.

Siapa petugas Satpam di Minggu dinihari jahanam itu? N menyebut P (37). Petugas Satpam ini, menurut N, melihat pemukulannya usai dikejar-kejar. Tapi P tak berani ikut campur. Besok paginya, P menceritakan kekejaman yang dialami H dan N, pada temannya, S (42), petugas Satpam pengganti shift kerjanya.

Pengakuan H soal premanisme sejumlah mahasiswa di akademi pencetak tenaga perawat itu, setali dengan S. Satpam ini mengaku sering menemukan banyak botol Miras sisa pesta-pesta mabok sekelompok mahasiswa senior.

“Pertama kali saya jadi Satpam di sini, saya sempat dipukuli mahasiswa, karena pertama masuk (kerja) saya langsung masuk malam. Sesuai dengan aturannya, asal malam semua mahasiswa laki- laki dan cewek dilarang ke luar asrama di atas jam 11, larangan saya itu langsung ditantang sekelompok mahasiswa yang mendatangi saya. “Sok hebat bapak melarang kami,” demikian S mengulang umpatan mahasiswa senior yang mendatanginya.

Sudah dilapor ke pihak akademi ? Asal tabiat-tabiat buruk mahasiswa itu dilapor, “Kan itu malam hari, masak nggak bisa kalian atur,” S menirukan jawaban pihak akademi.

“Minggu kemarin ada mahasiswa berkelahi, lalu kami lapor, tapi kami yang disalahkan,” versi S. Menurutnya, pengaduan soal premanisme di lingkungan kampus atau asrama mahasiswa, acap ditanggapi pihak akademi dengan sikap seperti acuh tak acuh.

Benarkah cerita hukuman eksplotasi seks pada Ospek mahasiwa baru Akademi Keperawatan dr. Rusdy ini? Hotna dari pihak manajemen akademi itu, mengaku belum mendengar peristiwa itu.

“Sampai sekarang saya belum tahu. Nantilah saya lapor dulu pada atasan, dan kalau terbukti oleh kita, para pelaku pasti akan dapat sanksi,” kata Hotna pada POSMETRO MEDAN.

Sementara, Adi, pimpinan akademi itu, mengaku sangat membantah. “Nggak ada itu. Itu berita miring aja. Kita bahkan sudah panggil semuanya (mahasiswa senior) dari Satpam,” kata Ali. Hingga kemarin, cerita keji ini diam-diam masih beredar mulut ke mulut di antara sejumlah mahasiswa keperawatan di sana.

Artikel Yang Berhubungan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    SITE INFO

    CHAT ANTAR BLOGGER



    KLUEVERS