Sejarah hipnosis, berawal dari penggalian budaya masa lalu, baikm itu budaya Yunani, Mesir kuno, maupun budaya yang lain. Fenomena penyembuhan seseorang dengan musik atau mantra tertentu adalah bagian dari fenomena hipnosis. Jika kita menilik lebih jauh, awal mula fenomena hipnosis dan budaya Indonesia pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Budaya kita sangat kaya akan fenomena-fenomena hipnosis dengan segala kekhasan etnik budayanya.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa penggalian keilmiahan h ipnosis Barat ternyata berawal dari pengembangan teknik dan teori fenomena-fenomena hipnosis atau yang disebut dengan "sentuhan Bangsawan" (Royal Touch).
• Bapak hipnosis, yang kali pertama mengembangkan hipnosis adalah Franz Anton Mezmer (1734-1815). Namun, saat itu hipnosis lebih dikenal dengan istilah magnetisme, teknik mdan teori yang dikembangkan pun berbeda dengan hipnosis yang dipelajari saat ini. Ia beranggapan bahwa tubuh surgawi memberi makan tubuh manusia melalui magnet. Ia berkeyakinan bahwa magnet mampu mengobati berbagai penyakit.
Mezmer memulai perjalanannya saat mengamati para rohaniawan Jesiut, Father Hell, di Paris yang berhasil dalam menyembuhkan orang-orang sakit dengan mengetuk pelan sebuah salib besi ke kepala mereka.
Dari hal itu, Mezmer mengembangkan teori Animal Magnetism. Ia percaya bahwa di setiap tubuh manusia terdapat fluidium magnetis. Ketika cairan tersebut mengalir lancar, segala hal di tubuh berlangsung secara sempurna. Tubuh tidak berjalan sempurna karena aliran fluidium magnetis di tubuh terhalang. Mezmer menjalankan lempengan logam melalui tubuh pasien guna melancarkan aliran cairan tersebut.
Ia meminta French Academy of Medicine untuk mempelajari metodenya. Kemudian ditunjuklah The Royal Commision, yang diketuai oleh Benjamin Franklin, untuk melakukan penyalidikan terhadap metode Mezmer.
Namun, komisi tersebut menemukan fakta bahwa ternyata magnet tidak memberikan efek apa pun. Dan menurut komisi tersebut, kesembuhan yang terjadi hanya didasarkan pada imajinasi. Mezmer hanya membangkitkan imajinasi pasien dan membuat pasien tersebut suggestible. Akhirnya Mezmer didiskreditkan pada 1784.
• Marquis de Puysegur (1781-1825) adalah salah seorang pengikut Mezmer. Ketika menerapkan metode yang digunakan Mezmer pada seorang pengembala berusia 24 tahun, ia menemukan suatu fenomena yang tidak diketahui sebelumnya oleh Mezmer. Ia mendapati bahwa subjek yang dipengaruhi magnet tidak hanya mengalami fenomena yang tidak awam, tetapi juga tertidur lelap.
Pada kondisi itu, subjek tidak bisa membuka mata dan berbicara dengan kurang jelas, tetapi bertingkah seolah-olah sadar. Puysegur menyebut kondisi itu sebagai "artificial somnammbulism".
• Sementar itu, Joseph Philipe Francoiz Deleuze (1753-1835) menemukan teori bahwa sugesti yang diberiakn kepada subjek selama dalam kondisi trance terus terbawa hingga saat subjek tersadar.
• Dan yang pertama kali menggunakan kata hipnosis adalah James Braid (1796-1860). Kata hipnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu "hypnos" yang berarti tidur. Kemudian, ia mencoba memberi nama baru yaitu "monodeism". Namun, akhirnya ia menjadi ragu akan teorinya sendiri bahwa hal tersebut salah satu bentuk tidur.
• James Esdaile (1808-1859) adalah seorang dokter bedah yang mempelajari Mezmerism ketika ia berada di India. Kemudian, ia menulis buku Mezmerism in India. Ia menggunakan cara yang mirip dengan Mezmer, yaitu menyapukan tangannya di atas tubuh pasien, dari kepala sampai kaki terus-menerus untuk menginduksi/menghipnosis.
Esdaile bekerja di sebuah penjara di India dan melakukan lebih dari 3000 operasi tanpa menggunakan obat bius. Umumnya, operasi dengan cara itu akan mengakibatkan 50% dari pasien meninggal. Esdaile mel;atih serangkaian metode tertentu kepada para asistennya. Dengan metode tersebut, laju kematian dapat ditekan hingga hanya menjadi 5%.
• Jean Martin Charcot (1852-1893), seorang neurologist di Prancis, memberikan hipnosis pada 12 wanita yang mengalami histeria. Saat hipnosis, para pasien dapat berjalan dan melakukan banyak hal lainnya, tetapi dalam kondisi normal, mereka kelihangan kemampuan tersebut. Chacot menginduksi pasien dengan cara Eye Fixation. Dia juga telah mengkategorikan hypnotic trance ke dalam beberapa level.
Semoga informasi yang saya buat ini dapat menambah wawasan kita semua dalam mempelajari hipnosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar