CIAMIS | DNA - Hal sepele bisa menimbulkan kematian seseorang. Hal itu yang dialami Gangan Gundara Putra, anak berusia 4,5 tahun putra pasangan Sodikin, guru SDN 1 Ratawangi, Banjarsari dan Ema Komalasari, guru TK PGRI Banjarsari, tewas akibat keselek cilok (aci dicolok).
Bocah mungil itu tewas dalam perjalanan menuju dokter terdekat. Kejadian itu tak pelak menggegerkan warga di sekitar tempat tinggal di Dusun Badakjalu RT 32/08 Desa Ciulu, Kec. Banjarsari, Ciamis.
Keterangan yang diperoleh DNAberita dari berbagai menyebutkan, bahwa kejadian itu bermula dari keinginan Gangan untuk dibelikan cilok oleh kedua orang tuanya. Karena didorong oleh rasa sayang kepada anaknya, kedua orang tuanya menuruti permintaan tersebut. Gangan bahkan ikut bersama kedua orang tuanya membeli cilok -- yang di Banjarsari ngetop dengan sebutan “cilok cinta”.
“Pada petang hari selepas maghrib, Pak Sodikin, Ibu Ema dan Gangan bersama-sama membeli cilok cinta ke bilangan Kantor Pos Banjarsari, yang berjarak 4 km dari rumahnya. Nah, sepulang membeli cilok, makanan ringan itu langsung disantap oleh korban,” papar Apip (38) tetangga korban.
Namun, entah karena Gangan terburu-buru memakan cilok, atau karena penganan itu lengket, tiba-tiba korban menjerit seperti tersedak (keselek) makanan. Begitu mendengar anaknya tersedak, kedua orang tua itu segera menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Gangan saat itu tidak bisa menjawab dan ia hanya memegang lehernya sambil menangis.
“Gangan rupanya tersedak cilok yang dimakannya, karena saat tenggorokan korban di pegang, terdapat benda kenyal sebesar kelereng. Kami, saat itu berupaya membuka mulut korban, dengan harapan mulutnya terbuka. Tapi ayangnya tidak berhasil,” papar Apip, seraya mengatakan dirinya pun ikut berupaya, membalik tubuh korban yang sedang meronta-ronta.
Apip menambahkan, upaya pertolongan untuk mengeluarkan cilok dari tenggorokan korban terus dilakukan, yaitu dengan membawanya ke dokter terdekat. Namun, nasib nahas tidak bisa ditolak. Karena saat akan dibawa ke dokter terdekat, Gangan menghembuskan napas terakhirnya sekira pukul 19.00 WIB.
“Mungkin karena saluran pernafasanannya terhalang cilok yang tersangkut di tenggorokan, korban kekurangan asupan oksigen. Gangan pun akhirnya tidak bisa diselamatkan,” papar Narsih.
Kedua orangtua Gangan, yakni Sodikin dan Ny.Ema, tampak shock karena kehilangan putra kesayangannya, sehingga keduanya tak bisa dimintai komentarnya.
“Mohon maklum saja, kalau Pak Sodikin maupun Bu Ema tak bisa dimintai keterangan, karena kondisinya shock berat,”ujar tetangga korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar