Pada 1951, Maureen Gaylen tak mengira akan melahirkan 2 bayi yang ternyata kembar siam. Pasangan kembar siam yang dempet pada bagian dada dan perut ini semula diperkirakan tidak akan dapat bertahan hidup saat beberapa dokter gagal memisahkan mereka.
Saat ini, di usia ke-57, Ronnie dan Donnie merupakan kembar siam tertua di dunia dan telah membuat takjub dunia medis karena ketahanan mereka menjalani kondisi hidup berbaur menjadi 1 tubuh dalam waktu lama. Dan saat kondisi kesehatannya mulai merosot, kembar siam ini mulai membuka pintu bagi sebuah tim dokumenter untuk menguraikan rahasia hidup luar biasa yang telah mereka jalani bersama.
Walaupun setiap harinya merupakan perjuangan keras karena harus berkoordinasi dalam menjalankan berbagai tugas sederhana, Ronnie dan Donnie telah membina kedekatan dan hidup penuh keserasian di kediaman mereka di Dayton, Ohio. Karya dokumenter Extraordinary People: The World’s Oldest Conjoined Twins on Five on March 18 at 9pm diharapkan di antaranya dapat membuka harapan bagi seorang ibu asal Inggris, Lisa Chamberlain, yang sedang mengandung kembar siam di rahimnya dengan perkiraan harapan hidup tipis apabila sampai terlahir ke dunia nantinya.
Karya dokumenter yang sangat menyentuh dari kehidupan Ronnie dan Donnie ditujukan untuk membuktikan bahwa bayi kembar siam tak hanya mempunyai kemungkinan untuk bertahan hidup tetapi juga untuk menjalani kehidupan penuh kebahagiaan. “Ronnie dan Donnie mempunyai 4 lengan dan 4 kaki yang telah dikoordinasikan dalam latihan selama bertahun-tahun,” ujar adik mereka, Jim.
Jim menerangkan kedua kakaknya ini sudah terlatih untuk melakukan suatu gerakan secara bersama dengan satu koordinasi. “Saat ingin membuat suatu gerakan, mereka saling berpandangan, tidak seperti halnya telepati, tetapi mereka seakan telah menjadi satu dalam keharmonisan. Sungguh mengagumkan,” puji Jim.
“Misalnya saat mencukur brewok yang tumbuh di wajah, baik Ronnie dan Donnie tak memerlukan cermin, mereka saling bergantian mencukur brewok. Inilah yang disebut ikatan persaudaraan yang baik di antara saudara kembar,” kata Jim.
Ronnie dan Donnie sebulan sekali menikmati santapan favorit mereka di luar rumah. Setiap orang yang melayani mereka memperlakukan mereka layaknya orang normal seakan kembar siam ini merupakan 2 orang yang terpisah.
Saat Donnie dihantui rasa takut akan kegelapan malam, Ronnie selalu menghiburnya dengan memberi pelukan sebagai saudara di ranjang mereka. Namun, ini bukan berarti keduanya bebas dari pertengkaran. Pertengkaran baik itu fisik kerap terjadi di antara Ronnie dan Donnie saat pasangan yang berkarakteristik berlawanan ini saling tersinggung.
“Biasanya pertengkaran itu mencakup tayangan program berbeda yang ditonton di TV walaupun keduanya telah mempunyai 2 TV saat ini. Apabila yang satu membesarkan volume TV maka yang lain tak ingin kalah dengan membunyikan volumenya lebih besar lagi,” urai Jim saat menggambarkan pertengkaran yang pernah terjadi di antara kakaknya. “Saat mereka merasa pertengkaran itu tak semestinya terjadi, mereka mulai menangis dan mengakhiri pertengkaran dengan ciuman damai sebagai saudara,” tambahnya.
Menurut dokternya, Glenn Kwiat, kedekatan Ronnie dan Donnie yang dilekatkan lewat hubungan kembar siam ini tak selalu berdampak positif. “Salah satunya adalah keinginan untuk membentuk hubungan dengan seorang perempuan dan mempunyai anak,”jelas Glenn Kwiat. Walaupun Ronnie dan Donnie masing-masing mempunyai jantung, paru-paru dan perut, tetapi keduanya hanya mempunyai 1 alat kelamin.
“Mereka mendambakan hubungan khusus dengan perempuan, menikah serta menjadi ayah, tetapi dengan hanya 1 alat kelamin, siapa yang nantinya menjadi ayah?” tanya Jim. Sementara Glenn Kwiat menilai setidaknya pasangan kembar siam tersebut pernah melalui tahap frustasi karena belum dapat memenuhi dorongan seksual yang mereka alami sebagai pria normal.
Saat dilahirkan 57 tahun lalu, Ronnie dan Donnie dikategorikan dalam satu kasus kembar siam yang terbentuk dari 100.000 kelahiran di AS. Apabila dipisahkan saat itu, kemungkinan Ronnie untuk hidup sangat tipis mengingat kembar ini hanya memiliki 1 penis dan 1 rektum yang dimiliki oleh Donnie.
Ayah Ronnie dan Donnie dapat menafkahi keluarga yang terdiri 9 anak dengan menjadikan kembar ini sebagai objek pertunjukkan. Ayah mereka mengikutkan keduanya dalam eksibisi di dalam sebuah trailer berpendingin dan pengunjung yang menyaksikan kembar siam itu dari luar jendela trailer dikenakan bayaran. “Orang-orang memperguncingkan ayah yang mencari nafkah dengan cara itu di masa lalu tetapi kami bangga karena ayah dapat menghidupi 9 anak-anaknya,” kata Jim.
Pada masa kecilnya, Ronnie dan Donnie telah ditolak untuk duduk di bangku sekolah. Beberapa guru menilai kehadiran mereka hanya meresahkan murid-murid lain di sekolah. Hal ini mengakibatkan mereka tak bisa menulis dan membaca - salah satu penyesalan terbesar yang dialami oleh Ronnie dan Donnie.
Kelainan rangkaian tulang belakang, radang persendian serta masalah berat badan telah mengakibatkan Ronnie dan Donnie tak tahan untuk berdiri dalam waktu lama saat ini. Keduanya juga sudah jarang menghabiskan waktu di luar rumah yang mereka beli dari bisnis eksibisi. Ronnie dan Donnie sudah tak lagi aktif di dunia eksibisi sejak 1991.
Jim dan dokter Kwiat telah bersiap untuk menghadapi kenyataan bahwa kembar siam ini tak bertahan hidup lebih lama lagi. “Berdasarkan riwayat kembar siam, apabila salah satu di antaranya meninggal dunia maka yang lainnya akan menyusul. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, salah satu di antara kembar itu tak akan bertahan hidup dalam waktu 17 hingga 18 jam setelah pasangannya terlebih dahulu mengembuskan napas terakhir,” kata dokter Kwiat.
Meskipun demikian, apabila suatu saat nanti kematian menjemput, tak akan ada lagi kata penyesalan yang tertinggal di antara Ronnie dan Donnie yang yakin bahwa mereka telah menjalani hidup bahagia. “Inilah keyakinan kami - biarlah Tuhan yang memisahkan kami. Biar Tuhan yang penuh dengan kasih memisahkan kami. Tuhan menciptakan kami, Tuhan sajalah yang memisahkan kami, bukan pisau operasi,” ucap Ronnie. KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar